Black and Blue Futuristic Engineer LinkedIn Banner - 2
Jelajah Kata Jelajah Kota

Rp 75.000

PESAN YUK….
Antologi Puisi Jelajah Kata Jelajah Kota karya 15 penyair Pustaka Kabanti, Kendari
Pesan ke: 085247877676 (Udin)

Penulis:
Muammar Qadafi Muhajir, Syamriadin Samiri, Andi Fajar Wangsa,
Muhamad Nadzir, Erviana Hasan, Rahmat Adianto, Musalim,
Adinda Febriana Putri Pangerang, Khodijah, Ester Novita Loing,
Putra Hanuddin Paliwengi, Dirgah Augustwo Dwinata, Ulfatul
Hasanah, Iwan Konawe, Syaifuddin Gani.

Spesifikasi Buku:
xx + 288 halaman; 13,5 cm x 21 cm
ISBN: 978-623-90810-7-2
Diterbitkan oleh: Pustaka Kabanti
BTN Puri Tawang Alun 2 Blok H No. 11
Kel. Padaleu, Kec. Kambu
Kendari, Sulawesi Tenggara
HP: 085247877676

Kurator: Syaifuddin Gani, Iwan Konawe
Pemeriksa Aksara: Putra Hanuddin Paliwengi
Foto Sampul: Arif Relano Oba
Desain Sampul: Aditya K.
Tata Letak: Aditya K., CWPAntomo
Cetakan Pertama, Agustus 2022
_____
Membaca antologi puisi Jelajah Kata, Jelajah Kota (Kendari 2022) yang menghimpun sejumlah puisi karya 15 penyair Kendari ini, kita seperti dihadapkan pada suara asing nun jauh di sana, tetapi juga terasa begitu dekat. Problem sosio-budaya tempatan yang muncul dalam sejumlah puisi itu mewartakan kepada kita, betapa kayanya mereka: khas dan eksotis! Ada semangat membangun pesan yang bersumber dari kekayaan ibu-budayanya, sejarah yang melahirkannya, dan tentu saja, ekspresi puitika yang mengalir secara naluriah dalam hati dan pikiran mereka. Tetapi, lantaran mereka berbicara tentang manusia-budaya, kegelisahan itu seperti merepresentasikan problem yang dihadapi kita: makhuk manusia. Terlalu banyak puisi yang terhimpun dalam antologi ini menyentuh dunia tempatan. Maka, Jelajah Kata, Jelajah Kota, tidak syak lagi, memberi sumbangan penting bagi perpuisian Indonesia, baik secara tematik yang memperkaya potret keindonesiaan, maupun model puitika yang khas menyuarakan kultur tempatan. Pada bagian inilah, pemahaman kita pada sejumlah puisi yang terhimpun dalam antologi ini, perlu menjelajahi referensi lain yang berada di luar teks puisi. Sebuah antologi puisi yang berhasil ke luar dari kotak kelaziman. Kita tunggu, bagaimana para penyair yang puisi-puisinya terhimpun dalam buku ini, percaya diri mengibarkan panji sejarah dan kebudayaannya sendiri yang khas dan eksotik! Sungguh! *(Maman S Mahayana, Kritikus Sastra)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *